Arsip Blog
- Mei 2010 (1)
- November 2010 (5)
- Januari 2011 (9)
- Juli 2012 (2)
- September 2012 (1)
- November 2012 (2)
- Januari 2013 (1)
- Desember 2014 (1)
Rabu, 28 November 2012
PETISI HAWA UNTUK ADAM (CATATAN HATI)
Dear Adam …
Apa kabar mu wahai pujaan ku? Imamku yang baik hati. Maaf, ini hanya sebuah catatan kecil yang aku tuliskan dalam sebuah rasa di hati. Aku ini Hawa, wanita yang kau pilih untuk berasa disisimu. Mendampingimu, menyayangimu, mengokohkan hatimu, menjadi tumpuan keluh kesahmu bahkan melayanimu siang dan malam. Walau secara fisik engkau tidak sempurna, tadinya aku berfikir hatimu sempurna. Indah dan kokoh. Tapi nyatanya ia begitu rapuh dan labil. Kau begitu larut dalam keterpurukan dan rasa putus asa mu sendiri.
Adam …
Alangkah indahnya jika lelaki pilihanku itu :
Ia tidak hanya pandai menuntut isterinya agar menjadi seorang wanita baik seperti yang diinginkannya.
Akan tetapi ia lebih banyak memberi contoh yang baik dalam rumah tangganya. Ketika seorang suami menginginkan isterinya menjadi seorang wanita yang bertakwa kepada Allah. Maka ia terlebih dahulu mencontohkan dirinya sebagai seorang imam yang bertakwa.
Ketika seorang suami menginginkan isterinya menjadi wanita yang penuh hormat kepadanya. Maka ia menjadikan dirinya sebagai seorang imam yang selalu menghargai isterinya. Ketika seorang suami menginginkan isterinya menjadi wanita yang selalu setia. Maka ia memposisikan dirinya sebagai seorang imam yang tidak mudah tergoda kepada wanita lainnya.
Dan ketika seorang suami menginginkan isterinya menjadi wanita yang penuh kasih sayang galam keluarganya. Maka ia menjadikan dirinya sebagai suami yang penuh perhatian kepada isteri dan juga anak-anaknya. Bagaimanapun seorang ISTERI akan lebih banyak mengikuti apa yang dicontohkan oleh SUAMI-nya.
Namun … kau mengeluhkan semua yang aku perbuat, cela dan cercalah yang aku dengar. Bukan puji dan kelembutan. Aura kebencianlah yang ku rasakan. Adam… aku ini bukan robot yang bisa kamu program secara instan seperti mau mu. Aku manusia yang punya hari dan rasa manusiawi, yang pernah berbuat salah dan yang tak pandai dalam segala hal. Aku manusia yang penuh kekurangan, sama sepertimu.
Jika ingin aku sepertimu, tolong ajari sku dan jadilah contoh yang baik bagiku. Ajari aku dengan penuh cinta dan kasih sayang. Bukan amarah dan kebencian. Tapi rasa sabar yang tulus. Amarahmu menyakitiku, kebencianmu melukai hatiku.
Adam …
Aku belajar sabar dari sebuah kemarahan,
Aku belajar mengalah dari sebuah keegoisan,
Aku belajar tegar dari kehilangan
Sepi bukan berarti hilang, diam bukan berarti lupa,
Jika kamu tidak punya waktu untukku, aku akan mengerti...
Jika kamu belum bisa lepas darinya, aku akan mengerti...
Tetapi jika suatu hari nanti aku berhenti mencintaimu, itulah giliranmu untuk mengerti
Minggu, 18 November 2012
BANGKIT DARI DALAM LUMPUR (catatan hati)
Sesuatu yang terjadi karena alasan tertentu dan untuk suatu sebab tertentu. Ketentuan Allah (sunatullah) berupa hukum sebab akibat yang berlaku untuk siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Kita sadari atau pun tidak kita sadari, kita suka ataupun kita tidak suka, dan itu pasti akan terjadi. Hukum sebab akibat juga disebut hukum tanam tuai, seperti apa yang Allah sampaikan dalam firmannya Q.S. Al Zalzalah 99:7-8 “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji zarrah, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan keburukan walaupun seberat zarrah, niscaya ia akan melihat balasannya pula”. Ingatlah setiap langkah yang kita jejaki, setiap kata yang kita ucap bahkan setiap detak jantung kita, selalu ada Allah SWT yang memantaunya.
“Aku tahu rizkiku tak mungkin diambil orang lain, karenanya aku menjadi tenang. Aku tahu amal-amalku tak mungkin di lakukan orang lain, maka kusibukkan diriku dengan beramal dan bekerja. Aku tahu Allah melihatku, karenanya aku malu bila Allah mendapatiku bermaksiat. Aku tahu kamatian menantiku, maka kusiapkan bekal untuk berjumpa Rabb-ku”
Allah SWT menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya wujud, dengan sebuah akal untuk berfikir dan dengan sebuah hati untuk merasakan. Jadi jangan pernah biarkan dirimu dalam bahaya karena manusia yang tidak mengoptimalkan dirinya untuk bekarya dan berbuat sesuatu. Ini sama saja dengan sebuah mobil dengan kecepatan tinggi tanpa pengemudi. Dalam keadaan seperti itu manusia cendrung melamunkan masa lalunya, menyesali hari ini dan mencemaskan masa depannya. Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu. Selamatkanlah dirimu dari baying-bayang masa lalu. Berhentilah menyesali apa yang ada pada dirimu, karena Allah telah menciptakanmu dengan sebaik-baiknya wujud. Syukurilah!. Karena penyesalanmu, rutuk tangismu tak akan merubah keadaanmu menjadi lebih baik.
Yang bisa membuatmu bangkit dari lumpur penyesalan adalah menyakinkan diri sendiri bahwa apa yang Allah berikan adalah yang terbaik untukmu, bahwa Allah ada teramat dekat dengan nadi kita. Yakinlah Dia pasti menolong mu. Allah mengikuti persangkaan hamba Nya, bila hamba berprasanngka baik pada qadha dan qadar Nya, maka ia akan diperlakukan baik. Sebaliknya pun demikian, jika hamba berprasangka buruk, maka ia akan diperlakukan buruk sesuai dengan prasangkanya itu. Untuk itu mulai detik ini bangkitkan dirimu dari rasa galau dan kecemasan, berbuatlah sesuatu. “Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga kaum itu mengubah diri merka sendiri (QS. Ar Ra’du 13:11)” , mengubah diri berarti mengubah persepsi (pola pikir) dan tindakan (prilaku).
Kamu pasti bisa jika kamu pikir kamu bisa. Rubahlah cara pandangmu menghadapi persoalan, karena dengan begitu kamu bisa meluruskan lagi niatan diri untuk berubah menjadi lebih baik, dengan demikian ujung dari setiap persoalan yang kamu hadapi akan tampak di depan mata mu. Bersabar dan berdo’a dalam setiap ikhtiar itulah kunci pembuka jalan yang terbaik. “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang menyakini bahwa mereka akan bertemu Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS Al Baqoroh 2:45-46)”
Bukan tidak mungkin jika ketidakharmonisan dalam rumah tangga, ketidakbahagian dalam keluarga bahkan kepayahan kita dalam memperoleh rezeki dan puncak kesuksesan hidup terhalang oleh sikap kita terhadap orang-orang disekitar kita bahkan mungkin sikap kita terhadap Allah SWT. Alangkah tidak baiknya sikap orang yang suka mengeluh atas kondisi yang ia hadapi, karena itu menunjukkan hati yang tak ada rasa syukur. “Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah 2:216)”.
Jadi apalagi yang kamu tunggu?! Bangkitkan potensi yang ada dari dalam dirimu, yakin akan kemampuan diri sendiri. Usaha maksimal dan bermohonlah pada Nya. Lakukanlah yang terbaik yang bisa kamu lakukan untuk orang-orang yang kamu cintai dan mencintaimu. Ingatlah setelah lapar pasti ada kenyang, setelah sakit pasti ada kesembuhan. Setiap tangisan akan berujung pada sebuah senyuman, metakutan akan menjadi rasa aman, dan resah gelisah akan berubah menjadi sebuah kedamaian. Karena bersama kesulitan pasti ada kemudahan.
***
By Luna Sagita
Langganan:
Postingan (Atom)